Perjalanan Erryza Susilo dalam merintis usaha cukup unik. Setelah tujuh tahun berkarier sebagai guru bahasa Indonesia untuk orang-orang asing di Yogyakarta, lulusan jurusan Sastra Prancis Universitas Gajah Mada itu mulai mencobacoba membuat bros dari bahan manik-manik.
“Maklum pada 2006 bros manik-manik sedang booming. Saya pun coba membuatnya. Ternyata mudah dan desain yang saya buat disukai para tetangga,” ungkap Erryza.
Di awal masa coba-coba itu jumlah bros manik-manik yang dibuat masih terbatas. Pemasarannya pun hanya sebatas kepada tetangga dengan memanfaatkan forum pengajian, arisan, dan pertemuan di lingkungan tempat tinggalnya di Perumahan Alam Persada 1 nomor B10, Jl Raya Tajem, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Karena pemasarannya masih terbatas, Erryza pun mencoba menuliskan teknik pembuatan bros dari manik-manik dalam bentuk sebuah buku. Buku yang memuat cara membuat bros dari manik-manik itu diterbitkan oleh Kultum Media. “Setelah buku itu terbit orang menyangka saya sudah menjadi pengusaha,” ujarnya.
Akibat prasangka bagus dari para pembeli bukunya itu, usaha bros manik-maniknya mulai menunjukkan kemajuan. Salah satu pembeli bukunya dari Bukittinggi, Sumatra Barat, mengirimkan uang sekitar Rp2 juta kepada Erryza. “Uang itu untuk membeli bahan baku bros, dia ingin mencoba membuat sendiri setelah membaca buku saya,” kenangnya.
Meski pemasaran bros manik-manik terbilang meningkat pascapenerbitan buku itu,Erryza menilai peningkatan itu belum cukup memadai. Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan pemasaran dengan cara daring atau online, meski pemasaran luring atau offline melalui forum pengajian dan arisan terus dilakukan.
“Lewat pemasaran online bros manikmanik produk kami sudah sampai Sulawesi, Kalimantan, Batam, hingga Malaysia.” Usaha yang dibangun dengan modal awal Rp50.000 itu kini mencetak omzet Rp10 juta per bulan dan mempekerjakan tujuh orang. Ibu tiga anak ini mengungkap strategi pemasaran brosnya agar terus bertahan.
“Kami membuat ragam model bros terbatas. Kalau bisa, model selalu ganti. Coba saja lihat di ziebeads.blogspot,” ujarnya. Di awal usahanya Erryza juga menanamkan kepercayaan kepada kliennya. Salah satunya dengan mengirimkan barang pesanan, meski transaksi pembayarannya belum terjadi.
“Saya coba-coba saja. Ternyata, alhamdulillah, hingga saat ini pembeli produk saya belum pernah cedera janji dalam pembayaran,” ujarnya.