About

Bisnis Sukses: Jadilah Bodoh



Pintar vs Bodoh ala Bob Sadino
Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya


Miskin Keberanian untuk memulai –Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.


Telalu Pandai Menganalisis –Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.


Ingin Cepat Sukses –Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.


Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.


Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.


Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.


Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.


Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.


Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.


Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.


Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.


Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas


Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,


Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.


Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.


Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.


Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga


Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri

Sumber  ;  kampungwirausaha.com

BUDI DAYA CACING TANAH


Cacing tanah (Lubricus rubellus) termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae. Kebanyakan orang akan jijik ketika dihadapkan langsung dengan cacing. Namun, hewan ini sebenarnya mempunyai banyak potensi yang berguna bagi kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang pertanian, cacing berfungsi menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik karena cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman.

Beberapa fungsi cacing tanah yang umum diketahui masyarakat antara lain:

a. Pakan ternak

- Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.

b. Bahan baku obat untuk penyembuhan penyakit

-  Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus

c. Bahan baku kosmetik

- Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik

d. Makanan Manusia

- Cacing bisa dijadikan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau ayam. Binatang ini mengandung gizi tinggi antara lain protein 64-76, lemak 7-10 %, energi 900-1400 kal serta mineral air dan asam amino paling lengkap.

Dalam membudidayakan cacing tanah, peralatan yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Bahkan alat dan bahan yang dibutuhkan ada di sekitar kita yang merupakan perlengkapan sehari-hari. Beberapa peralatan tersebut antara lain:

    Kotak untuk memelihara cacing, dapat memakai papan kayu atau bahan dari plastik maupun dari kaca. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah kotak sehingga dapat menampung ‘pupuk cair’ yang keluar.
    Kompos sebagai media hidup cacing yang akan dibudidayakan.
    Sampah sisa makanan atau sampah organik lainnya.
    Ember dengan penutup.
    Penutup kotak cacing yang dapat dibuat dari kayu dan kawat jaring.
    Minyak atau oli untuk menghalau serangga yang tidak diinginkan, misalnya: semut, kecoa, dll.
    Sarung tangan karet.
    Bibit cacing tanah.
    Lokasi yang terlindung dari hujan dan sinar matahari yang berlebihan.

Setelah semua peralatan dan perlengkapan tersebut sudah siap, maka proses pembudidayaan cacing bisa segera dilakukan. Adapun langkah-langkah pembudidayaan yang bisa dilakukan yaitu:

    Masukkan kompos setinggi 15 cm ke dalam kotak pemeliharaan secara merata.

    Potong kecil-kecil sisa-sisa makanan atau sampah organik untuk kemudian dimasukkan ke dalam kotak pemeliharaan.
    Tambahkan sedikit air ke dalam media hingga cukup basah dan gembur.
    Aduk semuanya hingga tercampur merata. Anda dapat menggunakan sarung tangan yang telah disiapkan jika merasa jijik.
    Perlahan masukkan bibit cacing tanah ke dalam kotak pemeliharaan.


PERSYARATAN LOKASI YANG DIBUTUHKAN DALAM BUDIDAYA CACING:

    Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.

    Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
    Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
    Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
    Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
    Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.




Diolah dari berbagai sumber

Kerajinan tangan dari kulit ikan pari


Fanri Collection yang dirintis sejak tahun 1994 sebuah industri kerajinan yang menjadikan kulit ikan pari sebagai bahan baku. Disamping memang cantik dan eksotik penanganannya juga haruslah ekstra hati-hati. Dengan showroom di Jlan Kaliurang Km13,5 sukoharjo, Ngaglik, sleman ini sulaeman berhasil menggandeng 10 karyawan yang siap membuat produk-produk terbaiknya.

Awalnya membangun bisnis ini sangat terasa sulit bagi sulaeman, berangkat dari pengerjaan yang berdasarkan order atau pesanan. Dengan terus menerus membangun kepercayaan dan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen, fanri Collection mampu memiliki omset mencapai Rp 30 juta.

Hebatnya adalah karyawan yang dia rekrut adalah alumni Yayasan Yakkum yayasan buat penderita cacat. Dan sulaeman juga alumni yayasan tersebut sebuah kenyataan hidup, kesuksesan dimiliki oleh orang-orang yang mau berusaha.

Keberuntungan sulaeman juga didukung oleh kredit UKMK BRI yang dia dapat sebesar Rp 1,5 juta pada tahun 1996 dan dengan seiring perkembangannya kini didukung oleh kucuran dari BRI mencapai Rp 150 juta.

Harian seputar Indonesia : Senin, 26 april 2010